JawaPos.com–Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta mengadakan tur wisata religi. Kegiatan itu menjadi bagian dari #RamadhandiJakarta dengan konsep walking tour pada Sabtu (16/4) dan akan kembali digelar untuk sesi dua pada 23 April.
”Di era saat ini, Jakarta mendorong kegiatan wisata urban yang dilakukan dalam lingkungan perkotaan dengan berbagai daya tarik atau atraksi di dalamnya. Salah satu aspeknya adalah religi,” kata Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Disparekraf DKI Jakarta Hari Wibowo seperti dilansir dari Antara, Senin (18/4).
Untuk sesi satu, pelaksanaan tur wisata religi diperuntukkan di tingkat dinas, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu. Sedangkan untuk sesi dua, diperuntukkan di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur.
Kegiatan tur wisata religi diikuti peserta dan sejumlah kreator konten yang dipandu pramuwisata profesional dari Himpunan Pramuwisata Indonesia. Hari mengatakan, wisata religi memuat kegiatan ziarah dan keagamaan lain yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Dia menambahkan, Jakarta termasuk salah satu kota yang kental akan sejarah Islam. Itu dibuktikan dengan banyaknya masjid bersejarah yang hingga kini masih terjaga.
”Hadirnya wisata religi membuat perayaan bulan suci Ramadan tahun ini menjadi semakin lebih menarik,” ujar Hari.
Tur wisata religi Disparekraf mengeksplorasi beragam masjid yang tersebar di enam wilayah. Mulai dari tingkat dinas seperti Masjid Ramlie Musofa, Masjid Lautze, Masjid Makmur Raden Saleh, dan Masjid Agung Al Azhar, hingga ke wilayah Jakarta Timur seperti Masjid At Tin, Makam Al Hawi, Makam Pangeran Jayakarta.
Sub Koordinator Atraksi dan Kemitraan Disparekraf DKI Jakarta Anita Novianti mengatakan, kegiatan tur wisata religi merupakan salah satu bentuk pelayanan (treatment) Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan alternatif berwisata di ibu kota yang tidak konvensional.
Melalui kegiatan ini, Anita mengatakan, pihaknya mendorong industri, baik asosiasi hotel maupun travel untuk dapat membuat paket tur berwisata dan menyelipkan berupa aktivitas seperti walkingtour atau citytour dengan mengikutsertakan pramuwisata bersertifikasi.
”Dengan harapan industri menangkap potensi kegiatan sejenis ini, ditambah situasi pandemi Covid-19 belum berakhir, diharapkan dapat berwisata #dijakartaja. Di Jakarta banyak kok yang masih bisa dieksplor dengan tempat yang memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing,” terang Anita.